Budidaya-Bawang-Merah

Budidaya Bawang Merah: Tips Agar Tumbuh Optimal dan Bebas Hama

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting di Indonesia. Selain sebagai bumbu utama dalam masakan, bawang merah juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Agar budidaya bawang merah berhasil dan menghasilkan panen maksimal, Sobat DGW Fertilizer harus memahami cara budidaya yang tepat dan strategi pengendalian hama secara efektif.

Berikut ini adalah panduan lengkap budidaya bawang merah agar tumbuh optimal dan bebas dari serangan hama.

  1. Pemilihan Varietas yang Tepat

Langkah pertama dalam budidaya bawang merah adalah memilih varietas unggul yang sesuai dengan kondisi lahan dan iklim setempat. Beberapa varietas unggul yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain:

  • Bima Brebes
  • Maja Cipanas
  • Pancasona
  • Sembrani
  • Mentes
  • Trisula
  1. Persiapan Lahan yang Optimal

Lahan tanam bawang merah harus memiliki drainase yang baik, gembur dan cukup sinar matahari. Berikut beberapa tips persiapan lahan:

  • Bajak tanah sedalam 20–30 cm, kemudian diamkan selama 7–10 hari agar gas beracun menguap.
  • Buat bedengan selebar 1–1,2 meter dengan tinggi 20–30 cm.
  • Campurkan pupuk dasar seperti kompos, pupuk kendang dan dolomit (jika pH tanah rendah).

pH tanah ideal untuk bawang merah adalah 5,6–6,5. Tanah yang terlalu asam atau basa akan menghambat penyerapan unsur hara.

  1. Penanaman dan Perawatan

Gunakan umbi bawang merah sehat sebagai benih, potong bagian ujungnya untuk mempercepat pertumbuhan tunas. Tanam umbi dengan jarak tanam sekitar 15 x 15 cm.

Perawatan rutin meliputi:

  • Penyiraman: Lakukan 1–2 kali sehari terutama pada fase awal pertumbuhan.
  • Penyiangan: Bersihkan gulma agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
  • Pemupukan susulan: Gunakan pupuk NPK atau organik cair setiap 10–14 hari.

Baca Juga : Rekomendasi Pupuk untuk Memperbesar Umbi Bawang Merah

  1. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit adalah tantangan utama dalam budidaya bawang merah. Beberapa jenis hama yang umum menyerang:

  • Ulat grayak (Spodoptera exigua): Gejala serangan yaitu daun bawang terlihat menerawang tembus cahaya atau terlihat bercak-bercak putih, akhirnya daun menjadi terkulai.
  • Thrips (Thrips tabaci): Menyebabkan daun menguning dan pertumbuhan terhambat.

Strategi pengendalian hama dan penyakit:

  • Gunakan insektisida nabati dari bahan alami seperti daun mimba, bawang putih atau serai wangi.
  • Semprotkan pestisida hanya jika serangan hama sudah di atas ambang batas ekonomi.
  • Terapkan rotasi tanaman untuk mencegah siklus hidup hama terus berulang.

 

  1. Panen dan Pascapanen

Bawang merah siap panen saat 70–80% daun mulai rebah dan menguning, biasanya sekitar 60–70 hari setelah tanam. Ciri lainnya, umbi sudah cukup besar dan padat. Setelah dipanen:

  • Jemur umbi di tempat teduh dan berventilasi selama 7–10 hari.
  • Simpan dalam kondisi kering dan tidak lembab agar tidak cepat busuk.

 

Kesimpulan

Budidaya bawang merah memerlukan perhatian khusus dari persiapan lahan, pemilihan varietas, hingga pengendalian hama dan penyakit. Dengan teknik budidaya yang tepat dan perawatan rutin, Sobat dapat memperoleh hasil panen yang maksimal dan berkualitas tinggi. Terapkan metode ramah lingkungan dan hindari penggunaan pestisida berlebihan agar hasil panen sehat dan aman dikonsumsi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *