Ancaman adanya penyakit pada padi menjadi salah satu faktor kegagalan budidaya padi. Salah satu penyakit yang sering menyerang padi yaitu blas. Penyakit ini menyerang bagian daun, batang hingga malai padi yang berdampak pada penurunan produktivitas padi secara signifikan Sobat!
Oleh karena itu, penting bagi Sobat Petani untuk memahami gejala, penyebab, serta strategi pengendalian yang efektif terhadap penyakit blas.
Apa Itu Penyakit Blas?
Penyakit blas disebabkan oleh jamur Magnaporthe oryzae (nama sebelumnya: Pyricularia oryzae). Jamur ini menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan, terutama saat kondisi lingkungan mendukung seperti kelembapan tinggi dan suhu hangat (25–28°C).
Penyakit blas dikenal juga sebagai “penyakit api” karena luka pada daun menyerupai bekas terbakar.
Bagaimana mengetahui gejala penyakit blas ?
Sobat dapat mengetahui penyakit blas dengan mengamati gejala yang muncul pada tanaman padi. Berikut beberapa gejala yang dapat Sobat amati.
- Blas Daun
- Muncul bercak berbentuk belah ketupat atau mata ikan, berwarna abu-abu di tengah dan cokelat di tepi.
- Bercak bisa meluas dan menyebabkan daun mengering.
- Blas Leher (leher malai)
- Menyerang bagian pangkal malai.
- Leher malai menjadi hitam dan layu, menyebabkan gabah hampa dan tidak berkembang.
- Blas Batang
- Jarang terjadi, tapi bisa menyebabkan tanaman roboh (rebah) karena batang melemah.
Faktor Penyebab dan Pemicu
Beberapa faktor yang memperparah serangan penyakit blas pada padi antara lain:
- Kondisi lingkungan lembab dan curah hujan tinggi
- Tanaman terlalu rapat, menghambat sirkulasi udara
- Penggunaan varietas padi yang rentan
- Pemupukan nitrogen berlebihan, yang membuat tanaman lebih rentan diserang
Strategi Pengendalian Penyakit Blas
- Pengendalian Budidaya
- Gunakan varietas tahan blas, seperti Inpari 32, Inpari 33, atau Inpari 42.
- Lakukan penanaman dengan jarak tanam yang cukup agar sirkulasi udara baik.
- Gunakan pupuk nitrogen (urea) secara bijak, seimbang dengan kalium dan fosfor.
- Rotasi tanaman dengan jenis non-padi untuk memutus siklus hidup patogen.
- Pengendalian Kimia
- Semprotkan fungisida berbahan aktif seperti:
- Trisiklazol
- Azoksistrobin dan difenokonazol
- Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat gejala awal muncul dan diulang sesuai anjuran label.
- Pengendalian Hayati
- Gunakan agens hayati seperti Trichoderma spp. yang bisa menekan perkembangan jamur patogen di lahan secara alami.
Pencegahan Lebih Baik daripada Pengobatan
- Gunakan benih padi bersertifikat dan bebas penyakit.
- Jaga kebersihan lahan dan lakukan sanitasi setelah panen.
- Hindari sistem tanam padi terus-menerus (monokultur).
Kesimpulan
Penyakit blas pada padi merupakan momok serius bagi petani, terutama di daerah dengan kelembapan tinggi. Pengendalian yang efektif harus dilakukan secara terpadu, mulai dari pemilihan varietas, pengaturan budidaya, hingga penggunaan fungisida yang tepat. Dengan menerapkan strategi pengendalian terpadu (PHT), petani dapat mencegah kerugian hasil panen dan menjaga kualitas gabah.
Referensi:
- Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi). (2021). Panduan Pengendalian Penyakit Blas pada Padi.
- Kementerian Pertanian RI. (2020). Petunjuk Teknis Pengelolaan Tanaman Padi.
- FAO. (2020). Integrated Pest Management for Rice.
- Badan Litbang Pertanian. www.litbang.pertanian.go.id

