hama-penghisap-buah-lada

Mengenal Dasynus Piperis, Hama Kepik Penghisap Buah Lada

Sobat Hextar, salah satu tanaman perkebunan yang memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian yaitu Lada. Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil dan pengekspor lada terbesar. Dalam melakukan budidaya tanaman lada, petani sering menemukan hambatan yaitu adanya serangan hama. Salah satu OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang dapat menurunkan produksi lada hama penghisap buah lada ( Dasynus piperis) merupakan hama utama yang dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hasil panen lada.

Mengenal Hama Dasynus piperis

hama-penghisap-buah-lada

Hama penghisap lada

sumber Rohimatun dan Hindayana

Hama pengisap buah (Dasynus piperis) umumnya dikenal petani dengan berbagai nama seperti kepik, kepinding, walang sangit, dll. Hama ini merupakan hama utama tanaman lada karena menyerang langsung bagian potensial yaitu buah lada. Serangan pada buah muda menyebabkan tandan buah banyak yang kosong, sedangkan pada buah tua mengakibatkan buah hampa, kering, dan gugur.  

Morfologi dan Siklus Hidup Hama

Hama penghisap buah lada merupakan jenis kepik yang berwarna hijau kecoklatan. Imago jantan dan betina hama penghisap buah lada dapat dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, imago jantan lebih kecil dan ramping sedangkan imago betina lebih besar. Hama kepik ini mengalami metamorfosa tidak sempurna meliputi fase telur, nimfa dan imago (dewasa). Daur hidup hama kepik penghisap buah lada berlangsung sekitar 6-14 minggu.

Imago kepik ini biasanya meletakkan telur secara berkelompok di permukaan daun atau pada buah lada yang masih muda. Telur D. piperis berbentuk lonjong dan berwarna coklat muda. Stadia telur berkisar antara 7-8 hari.  Telur akan menetas menjadi nimfa kemudian jadi imago.

Gejala Serangan Dasynus piperis

Gejala-hama-penghisap-lada

Gejala serangan hama penghisap lada

sumber Rohimatun dan Hindayana

Kepik D. piperis merusak tanaman lada dengan cara menusukkan stilet (alat mulut serangga penghisap) dan menghisap cairan buah lada sehingga menjadi kosong dan rusak. selain buah, hama ini mengambil cairan dari bagian tanaman lain seperti bunga, tangkai daun, dan pucuk muda tanaman lada. Gejala serangan hama penghisap lada ini yaitu buah menjadi kosong, kering, menghitam dan terdapat bintik-bintik pada buah akibat tusukan stilet. Kondisi serangan berat dapat mengakibatkan tandan buah lada menjadi gugur dan mati.  Biasanya hama ini menyerang tanaman lada yang berumur 6-9 bulan karena pada umur tersebut buah lada mengandung kadar karbohidat yang tinggi sehingga optimal untuk pertumbuhan hama penghisap lada.

Pengendalian Hama Penghisap Buah Lada

Pengendalian menggunakan pestisida kimiawi dilakukan jika populasi hama tinggi. Hama penghisap buah dapat dikendalikan dengan memadukan berbagai teknik pengendalian diantaranya pengendalian secara fisik mekanis, kultur teknis, biologi dan kimiawi.

1. Pengendalian Secara Kultur Teknis

Teknik pengendalian ini dikenal sebagi teknik agronomis atau bercocok tanam dengan cara mengelola ekosistem sehingga kurang sesuai bagi perkembangan hama.  Pengendalian hama dengan sistem kultur teknis dapat dilakukan dengan cara pengolahan lahan, melakukan pemupukan secara tepat dan berimbang, melakukan pemangkasan dan sanitasi.

            Lahan yang optimum untuk pertumbuhan tanaman lada yaitu memiliki jenis tanah berpasir dan gembur, mengandung unsur hara, drainase baik dan Ph tanah sekitar 5,5 – 6,5. Pengelolaan tanah yang tepat dapat menambah ketahanan tanaman dan menjadikan lingkungan tersebut kurang kondusif untuk pertumbuhan hama penghisap buah lada.

            Pemupukan yang tepat dan berimbang dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan menekan pertumbuhan hama, sedangkan pemberian pupuk yang berlebihan terutama pupuk N dapat menjadikan tanaman sukulen (lunak) sehingga meningkatkan preferensi makan dan peletakan telur imago hama. Kultur teknis dengan melakukan pemangkasan pada tanaman penegak atau tanaman lada bertujuan untuk mengatur pencahayaan matahari. Hama lada kurang menyukai cahaya matahari langsung.

2. Pengendalian Fisik dan Mekanik

Pengendalian dengan cara fisik dilakukan dengan pengaturan suhu, kelembaban dan cahaya, sedangkan pengendalian dengan cara mekanik dilakukan dengan menangkap hama penghisap buah dengan jaring atau tanpa alat bantu.

3. Pengendalian Biologi

Tindakan pengendalian hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami hama berupa patogen serangga, parasitoid ataupun predator hama. Beberapa jenis musuh alami hama penghisap lada seperti cocopet (memangsa telur dan nimfa), semut (memangsa telur, nimfa dan imago), belalang sembah. Laba-laba, dll. Patogen serangga yang dapat digunakan petani untuk mengendalikan hama penghisap buah lada jamur entomopatogen Beauveria bassiana.

4. Pengendalian Secara Kimiawi

Pengendalian kimiawi dilakukan dengan menggunakan pestisida kimiawi atau pestisida nabati. Beberapa jenis pestisida nabati yang dapat digunakan seperti minyak yang dihasilkan dari serai wangi yang bersifat repellent (menolak) dan dapat menyebabkan mortalitas (kematian) hama penghisap buah lada.

Sumber : http://sinta.ditjenbun.pertanian.go.id/kepik-pengisap-buah/

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *